Aku memprotes seorang teman yg memberi secangkir kopi hitamnya dgn gula.
“Mengapa?” Tanya teman ini. Lalu aku menjawab, “Tahukah kamu, bahwa tujuan dari kopi adalah untuk menjadi pahit? Sejak awal kopi ditanam, dirawat, bertahan dari sengatan matahari dan guyuran hujan, sampai pada pertempuran melawan hama dajn binatang lainnya, supaya ia bisa menjadi pahit.
Ia digiling, dilindas, dikeringkan, digerus menjadi bubuk dan tersaji di depan kita ini, adalah perjuangan untuk menjadi pahit. Dan sekarang, setelah sekian panjang perjuangan itu, engkau membubuhinya dgn gula agar terasa manis?” Memang tidak semua orang suka kopi pahit. Tapi ada ungkapan, seorang penikmat kopi sejati tidak akan pernah mencampur kopinya dgn rasa lain. Dia akan menikmati kopi dgn rasa pahitnya. Rasa pahit itulah yg membuatnya disebut kopi.
Banyak orang berdoa agar TUHAN melepaskan kepahitan hidup yg sedang mereka alami, seperti orang yg hendak memberi gula pada secangkir kopi pahit. Bahagia bagi mereka adalah ketika tidak ada kepahitan dalam hidup mereka. Tetapi apa mungkin hidup tanpa kepahitan? Nyatanya setiap orang punya kepahitannya sendiri dan nyatanya kita tidak bisa lari dari rasa pahit, bukan karena tidak mampu, tetapi krn tidak ada sejengkal tempatpun di atas muka bumi ini yg terbebas dari kepahitan.
Rasa pahit adalah salah satu fondasi kehidupan, Anda harus membiasakannya dan jgn terjebak dalam kemanjaan. Seseorang yg sudah menyentuh rasa pahit hidup atau seseorang yg pernah menghuni lapisan kepahitan hidup, akan tersenyum atau menertawakan diri sendiri ketika menghadapi tantangan seberat apapun.
Pahitnya hidup tidak akan pernah merampok kebahagiaan hidup mereka, justru hanya menjadi pengukuhan kalau hidup tanpa rasa pahit bukanlah kehidupan.
Menjadikan kepahitan hidup sebagai masalah, adalah masalah itu sendiri.
Jalankan proses karma buruk dgn kesabaran dan berjuang dgn kebaikan.
ARTIKEL TERKAIT
No comments:
Post a Comment